Dongeng Anak Kisah Semut Dan Kepompong

Dongeng anak dongeng Semut dan Kepompong - Di dalam hutan yang lebat, tinggallah banyak sekali macam hewan. Ada bintang yang besar sampai bintang yang sungguh kecil menyerupai Semut. Di hutan tersebut sudah tersebar kabar bahwa akan tiba kejadian badai, sehingga menghasilkan seiisi penghuni hutan tersebut pun menjadi panik.

Setelah angin puting-beliung memukul hutan tersebut. Esok harinya, hutan tersebut terlihat porak poranda, diantara hewan-hewan yang bersedih terlihat seekor Kepompong yang sedang menangis sedih. Dari balik tanah keluarlah seekor Semut yang dengan sombongnya berkata terhadap kepompong tersbut,
"Heiii, kamu kepompong!! lihatlah diriku, diriku terlindung  dari angin puting-beliung itu. Tidak menyerupai kau, kamu cuma dapat bergantungan diatas pohon yang tumbang dan tidak bisa terlindung dari badai!"



Si Semut itu terus menjadi-jadi sombongnya, ia terus berkata demikian terhadap semua binatang yang terkena badai. Sampai suatu hari si semut berlangsung dengan angkuhnya, dan dirinya tidak menyadari sedang berlangsung diatas lumpur hidup.

Akhirnya semut tersebut terjebak didalam lumpur hidup itu. Dan dirinya mulai tersedot kedalam lumpur hidup, kemudian semut tersebut mulai berteriak meminta tolong. 
"Tolong....tolong....tolong..." teriak semut itu.
"Hai semut!!! kayaknya kamu sedang mengalami kesulitan ya?!!"
Mendengar bunyi tersebut, kemudian sang semut mulai mencari-cari asal usul bunyi tersebut. Dan ketemulah asal dari bunyi tersebut.
"Siapa kamu ?? tanya si Semut sambil menyaksikan keatas suatu pohon.
"Aku merupakan kepompong yang waktu kemudian itu kamu hina." Jawab kupu-kupu

Mendengar itu sang semut merasa sungguh malu, tetapi ia tidak mempunyai opsi lain selain meminta tolong terhadap kupu-kupu tersebut, dan semut itu pun juga meminta maaf atas apa yang sudah ia lakukan terhadap kupu-kupu tersebut waktu itu.

Akhirnya si kupu-kupu itupun membantu sang semut yang nyaris terhisap kedalam lumpur. Dan mulai di saat itu semut itu berjanji tidak akan mencibir semua mahkluk ciptaan Tuhan yang lain, dan akan bersikap baik sesama binatang lainnya.

Makara pesan apa yang bisa ambil dari dongeng Kisah Semut dan Kepompong: "Kita mesti saling mengasihi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan yang lain. karena, suatu di saat kita akan membutuhkan santunan dari orang lain."


Sekian dan terima kasih!!!

Baca juga dongeng anak lainnya, disini 

Salah Kaprah Wacana Pengukuhan Iman



iqro3.blogspot.com - Berbicara wacana iman, Kebanyakan orang mengaku dirinya sudah beriman, padahal Alloh sudah berfirman terhadap nabi-Nya:


 وَمَآ أَكۡثَرُ ٱلنَّاسِ وَلَوۡ حَرَصۡتَ بِمُؤۡمِنِينَ 

Dan pada biasanya insan tidak akan beriman walaupun engkau sungguh menginginkan-nya”.(QS.yusuf;103)

Pada umumnya, doktrin yang dimiliki kaum mu’min bersifat global saja, sedangkan doktrin secara terang baik berupa ma’rifat, keilmuan, pengakuan, kecintaan, maupun wawasan wacana hal-hal yang dibawah oleh nabi, bekerjsama doktrin yang seperti ini cuma dimiliki oleh orang-orang tertentu dari umat islam dan orang-orang terdekat Rosululloh Sholallohu’alaihiwasalam, doktrin yang cocok merupakan doktrin yang dimiliki seumpama para kholifaturosyidin dan orang-orang yang mengikutinya.

Secara garis besar, doktrin yang dimiliki oleh penduduk pada biasanya merupakan ratifikasi bahwa adanya Alloh ta’ala selaku satu-satunya sang pencipta langit dan bumi, beserta semua yang ada didalamnya. Iman yang seumpama ini merupakan doktrin yang bahkan diyakini oleh para penyembah berhala sekalipun, baik dari kelompok Quraisy waktu itu ataupun yang semisalnya.

Sebagian orang ada yang beropini bahwa doktrin itu sekedar mengucapkan 2 kalimat syahadat, tanpa ada perbedaan apakah ucapan itu dibarengi amal atau tidak, apakah doktrin itu selaras dengan pembenaran hati atau tidak.

Sebagian lagi ada yang beropini bahwa doktrin cuma pembenaran dalam hati saja, walaupun ia mengerjakan dosa besar, mencaci Alloh dan Rosul-Nya, tetapi yang penting ia tetap meyakini keesaan Alloh dan Kenabian Rosul-Nya maka ia tetaplah seorang mukmin inilah rekomendasi murji’ah.

Sebagiannya lagi beropini bahwa doktrin itu merupakan mengingkari sifat-sifat Alloh yang seumpama dengan sifat insan seumpama misalnya istiwa (bersemayam) diatas Arys-Nya, obrolan Alloh dengan kalimat-kalimat dan kitab-kitabnya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, dll.. kelompok ini berpedoman pada rekomendasi orang-orang yang ragu-ragu dan skeptis, padahal mereka saling bertikai dan menyalahkan satu sama lainnya.

Sebagian yang yang lain menilai ratifikasi doktrin itu terletak pada upaya mengikuti kebiasaan dan tradisi nenek moyang dari para pendahulu mereka, yaitu dengan membenarkan seluruh rekomendasi mereka, bahkan doktrin mereka dilandasi oleh dua kepercayaan yang keliru:

1.  Bahwa yang demikian itu sudah ditegaskan oleh para moyang pendahulu mereka.

2. Apa-apa yang para leluhur kemukakan maka mereka percaya itulah yang benar.

Sebagian kelompok mengerti bahwa doktrin cuma sebatas pada nilai-nilai akhlaq yang mulia, pergaulan yang bagus dengan sesama, wajah yang berseri-seri, serta perilaku berbaik sangka terhadap setiap orang, dan mau memaafkan kesalahan mereka.

Disebagian kelompok ada yang mengerti bahwa doktrin itu merupakan menyingkir dari hiruk-pikuk dunia, serta membersihkan diri dari dunia dan bersikap zuhud terhadapnya, sehingga apabila mereka mendapati seseorang yang memiliki sifat demikian, maka mereka pun secepatnya mengangkatnya selaku pemuka masyarakat, walaupun ia tidak punya iman, baik dari sisi ilmu maupun amal.

Kelompok insan yang paling ekstrim merupakan orang-orang yang menyebabkan doktrin selaku ilmu wawasan semata, walaupun tidak dibarengi amal perbuatan didalamnya.

Maka kesimpulannya dari perenungan ini, ternyata setiap golongan insan diatas merupakan orang-orang yang tidak memedulikan hakikat iman, tidak mengerjakan iman, dan doktrin pun tidak bersemi dihati mereka, penyebab orang-orang berpendangan doktrin seumpama itu diantaranya:

·           Orang yang menyebabkan doktrin selaku sesuatu yang bertolak belakang dengan doktrin itu sendiri.

·           Orang yang menyebabkan doktrin selaku sesuatu yang tidak tergolong dalam klasifikasi iman.

·          Orang yang mendefinisikan doktrin dengan salah satu syaratnya, padahal dengan syarat itu saja hakikat    doktrin belum terpenuhi.

·    Orang yang mengsyaratkan didalam penerapan doktrin sesuatu yang justru bertolak belakang dan berseberangan dengannya.

·           Orang yang mensyaratkan dalam doktrin sesuatu yang tidak tergolong potongan darinya.[1]

 



[1] Dikutip dari ibnu qoyyim aljauzi, kitab fawaidul fawaid, Pustaka imam syafi’i, hal 413 

3 Obat Sakit Gigi Dari Materi Alami, Dapat Anda Coba



https://abahberbagi.blogspot.com-

Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang cukup mengganggu. Obat sakit gigi sanggup Anda pakai untuk meredakan sakit Namun, hal penting yang perlu Anda amati merupakan mengenali penyebabnya lebih dahulu mudah-mudahan penyeleksian obat sanggup lebih efektif.

Obat sakit gigi dari bahan-bahan alami cocok Anda pakai untuk mengobati sakit gigi ringan. Tapi, jika Anda mencicipi sakit gigi lebih dari dua hari, lebih baik secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Cuma, jika Anda sedang mengandung, menyusui, atau berada di keadaan medis tertentu, konsultasikan obat sakit gigi dari materi alami dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Tujuannya, biar tidak ada imbas samping yang timbul.

Nah, mengacu Healthline, berikut merupakan obat sakit gigi dari materi alami:

Air garam

Air garam merupakan obat sakit gigi pertama yang sanggup Anda coba. Obat sakit gigi ini berperan selaku disinfektan. Berkumur memakai air garam sanggup membersihkan makanan atau kotoran yang tertinggal di sela gigi.

Menggunakan air garam selaku obat sakit gigi juga sanggup Anda manfaatkan untuk mengobati inflamasi dan luka lisan lainnya. Obat sakit gigi ini sanggup Anda buat dengan mencampurkan setengah sendok teh garam dengan air hangat. Kemudian, gunakan larutan itu untuk berkumur.

Daun jambu biji

Obat sakit gigi juga sanggup Anda temukan dengan memakai daun jambu biji. Daun jambu biji memiliki kandungan antiinflamasi dan antimikroba yang sanggup menyembuhkan luka.

Kunyahlah daun jambu biji segar untuk meredakan sakit gigi. Selain itu, Anda juga sanggup merebus daun jambu biji yang telah ditumbuk. Lalu, gunakan air rebusan itu untuk berkumur.

Kompres dingin

Kompres hambar sanggup Anda manfaatkan untuk obat sakit gigi. Kompres hambar akan menghasilkan pembuluh darah di sekeliling gigi yang sakit mengerut, sehingga rasa sakit sanggup berkurang.

Bengkak dan peradangan sebab sakit gigi juga sanggup Anda atasi dengan cara ini. Obat sakit gigi ini sanggup Anda pakai dengan cara membungkus es pada plastik lalu balut memakai handuk.

Letakkan kompres hambar tersebut di area gigi sakit selama 20 menit. Ulangi hal tersebut setiap berjam-jam sekali.

Cerita Rakyat Nusantara - Kisah Kerikil Menangis (Cerita Rakyat Kalimantan)

Cerita Rakyat Nusantara - Kisah Batu Menangis. Dahulu kala, di suatu bukit yang jauh dari pedesaan. Hiduplah seorang perempuan yang sudah menjadi janda. Wanita ini sangatlah miskin, dia tinggal bareng anak perempuannya. Anak dari perempuan ini mempunyai tampang yang sungguh cantik, dia senantiasa membanggakan kecantikannya. Namun sayang, kecantikannya tidak sama dengan sifat yang dia miliki, dia sungguh pemalas dan dirinya tidak pernah mau menolong sang ibu.

Selain pemalas, dia juga sungguh manja. Apa apa yang dia kehendaki mesti senantiasa dituruti, tak perduli dengan keadaannya yang hidup sungguh kekurangan, dan belum lagi sang ibu yang mesti melakukan pekerjaan banting tulang seorang diri. Setiap ibunya akan mengajak sang gadis itu untuk bekerja, dia pun senantiasa menolaknya.

Baca juga : Cerita Rakyat Jawa Barat - Sangkuriang 


Suatu hari, sang ibu mengajak anaknya pergi membeli ke pasar. Jarak pasar dari daerah mereka tinggal memang sungguh jauh, sehingga menghasilkan sang anak capek berlangsung kaki. Sang anak berlangsung didepan sang ibu, anak ini memakai baju yang sungguh baik tidak seumpama sang ibu yang mengenakan busana yang sungguh lusuh.

Sampailah mereka memasuki suatu desa, semua mata tertuju terhadap keelokan putri dari janda tersebut. Karena mereka tinggal jauh desa tersebut, sehingga tidak ada satupun orang yang mengerti mereka. Pada kesannya ada beberapa perjaka yang menghampiri gadis tersebut, dan berkata...

"Hai...Gadis cantik!!! Siapakah perempuan renta yang berada dibelakangmu ??? Apakah dia ibumu??" Tanya seorang pemuda.

"Apaaaa, ibu ku?! tentunya bukan!!! Ia cuma seorang pembantu!" Jawab Gadis itu dengan nada sinis.

Sepanjang perjalanan sang gadis itu pun senantiasa berkata seumpama itu saat ditanya tentang perempuan yang berlangsung dibelakangnya. Pada awalnya, sang ibu masih bersabar setiap kali mendengar balasan dari sang anak. Hingga kesannya sang ibu pun tidak bisa lagi menahan rasa sakit hatinya mendengar balasan dari sang anak saat ditanya oleh orang-orang. Dirinya tiba-tiba berhenti dan duduk dipinggir jalan sambil menangis.


"Bu...kenapa berhenti! Ayo jalan lagi..." Tanya sang anak, heran.

Beberapa kali dia bertanya. Namun, ibunya sama sekali tidak menjawab. Sang ibu cuma berkomat kamit berdoa sambil mengangkat keatas kedua tangannya. Melihat ini, sang anak merasa kebingungan. 

"ibu sedang apa!!!" dengan nada keras sang anak bertanya.

Sang ibu pun tidak menjawab, dirinya terus saja berdoa. Didalam doanya sang ibu memohon terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk menghukum sang anak yang sudah berbuat durhaka. Tiba -tiba, langit pun meningkat menjadi gelap, petir pun mulai menyambar dan hujan pun turun dengan sungguh derasnya.

Bersamaan dengan turunya sang hujan, perlahan-lahan tubuh sang anak pun meningkat menjadi batu, dimulai dari kakinya hingga kesannya hingga setengah dari badannya. Dan gadis itu pun memohon ampun terhadap ibunya, dia merasa ketakutan.

Gadis itu pun terus menangis dan memohon ampun. Namun, seluruhnya sudah terlambat, seluruh tubuhnya sekarang sudah meningkat menjadi batu, dan anak durhaka itu cuma dapat menangis meratapi perbuatannya. Peristiwa ini disaksikan oleh semua penduduk desa itu.

Hingga sekarang watu itupun masih terus mengeluarkan air dari dalamnya. Sehingga watu tersebut dipahami selaku Batu Menangis.

Sekian dan Terima kasih!!



Panduan Mempelajari Ilmu Nahwu Dan Shorof


iqro3.bloogspot.com - Nahwu dan Shorof yakni salah satu ilmu dasar untuk mempelajari bahasa Arab, dan di sini kami akan menyebarkan Panduan Mempelajari Ilmu Nahwu dan Shorof, agar bermanfaat.

1.       Apa keyword yang mesti diamati dalam rangka menguasai ilmu nahwu dengan cepat?

“SISTEMATIS” Adalah keyword yang mesti diamati dalam rangka menguasai ilmu nahwu secara cepat, guru selaku orang yang mengajarkan mesti serius memperhatikan tindakan penyampaian materinya, karna kalau mengabaikan keyword ini maka akan berpengaruh pada lambatnya penguasaan ilmu nahwu, teladan “jika sang guru ingin mengajarkan cuilan mubtada-khobar, maka sang murid mesti mengerti dahulu wacana cuilan mudzakar-muannastnya, mutsanna-jama’nya, ma’rifah-nakirohnya, karna pembahasan wacana mubtada-khobar pastikan akan bersentuhan dengan 3 hal tersebut.

2.       Apa yang dimaksud dengan sistematis dalam mengajarkan atau mempelajari  materi ilmu nahwu?

Ada banyak penjelasan yang sanggup diajukan untuk mengurai makna sistematis dalam mengajarkan atau mempelajari ilmu nahwu, antara lain:

1.       “SISTEMATIS” sanggup diterjemahkan dengan: bahan wacana kalimat/kata (isim, fi’il, huruf) baik terkait dengan definisi, ciri-ciri dan pembagiannya mesti diajarkan apalagi dahulu secara tuntas sebelum mempelajari bahan wacana ‘irob, baik terkait dengan definisi, macam, jenis, marfu’atul asma, mansubatulasma, majrurotul asma, mesti apalagi dahulu dikuasai secara tuntas sebelum masuk pada pembahasan jumlah, mengabaikan urutan bahan sebagaimana diatas bermakna tidak sistematis.

2.       “SISTEMATIS” sanggup juga diterjemahkan dengan:

Materi prasyarat mesti diajarkan apalagi dahulu sebelum masuk pada bahan inti, tidak mengajarkan bahan prasyarat apalagi dahulu bermakna tidak sistematis.

3.       Apa yang dimaksud dengan “materi prasyarat” dan “materi inti”?

Materi prasyarat yakni bahan yang harus  dikuasai  sebelum masuk pada meteri inti lantaran ia berfungsi selaku dasar dari bahan inti.

Materi inti yang tidak didasari dengan bahan prasyarat akan menyebabkan target pencapaian menjadi terkendala.

MATERI PRASYARAT :

·         Pembagian jumlah

·         Pembagian kalimat

·         Unsur kalimat

·         Pembagian isim

·         Pembagian fi’il

·         Pembagian huruf

·         Isim mufrod, mustanna, jama’

·         Muannast, mudzakar

·         Ma’rifat, nakiroh

·         Pembagian ma’rifah

·         Idhofah

·         Pembagian idhofah

·         Syarat idhofah

·         Isim sifat

·         Pembagian isim sifat

·         Isim fa’il

·         Isim maf’ul

·         Sifat mushabbahah bi’ismil fail

·         Shighoh mubalaghoh

·         Isim isyaroh

·         Isim maushul

·         Isim mangqus, isim maqsur

·         Isim tafdhil

·         Isim ‘adad

·         Ma’mul dan ‘amil

·         Mu’rob dan mabni

·         Isim dhomir

·         Pembagian isim dhomir

MATERI INTI:

·         Tanda i’rob

·         Pembagian i’rob

·         Pembagian marfu’atul asma

·         Mubtada-khobar

·         Musawighot khobar muqoddam

·         Fail

·         Naibul fa’il

·         Isim kaana wa akhwatuha

·         Khobar inna wa akhwatuha

·         Tawabi’ marfu’aat

·         Pembagian mansubatul asma

·         Maf’ul bih

·         Maf’ul li ajlih

·         Maf’ul mutlaq

·         Maf’ul ma’ah

·         Maf’ul fiih

·         Mustastna

·         Isim Inna wa akhwatuha

·         Khobar Kaana wa akhwatuha

·         Isim La linafyil jinsi

·         Hal

·         Tamyiz

·         Munada

·         Tawabi’ manshuubat

·         Pembagian majrurotul asma

·         Majrur bi hurf jar

·         Majrur bil idhofah

·         Tawabi’ majruurot

·         Macam-macam tawabi

·         Pembagian Badal

·         Pembagian Na’at

·         Pembagian Tauqid

·         Pembagian ‘Athof

MATERI MUHIMMAH

·         Al-asma al-amilah ‘amalal fi’li

·         Jumlah laha mahalun minal i’rob

·         Jumlah la mahalla laha minal i’rob

·         I’malul masdar

·         Al-asmaul khomsah

·         Tanwin ‘iwad

·         Ta marbuthoh

·         Pembagian fungsi man

·         Pembagian fungsi ma

·         Pembagian fungsi lau

·         Tentang kombinasi kemungkinan bacaan yang dimiliki oleh lafadz In

·         Pembagian fungsi ن

·         Tentang abjad la yang masuk pada kalimah isim, fi’il, huruf

·         Tentang syarat

·         Tentang rancangan حيث

·         Tentang rancangan قبل dan بعد

·         Tentang rancangan نعم dan بئسى

·         Tentang pembagian fungsi كم

·         Tentang pembagian tasyrif pada 22 wazan beserta fawaid dan fungsinya 

4.       Bagaimana bentuk aplikasinya?

Materi wacana fa’il tergolong bahan inti, maka bahan prasyarat yang mesti dikuasai sebelum membahas duduk masalah fa’il yakni cuilan fi’il ma’lum dan fi’il majhul, akseptor didik tidak akan bisa membedakan antara fa’il dan naibul fa’il kalau akseptor didik tidak diajarkan dahulu rancangan fi’il ma’lum dan majhul, karna isim yang jatuh stelah fi’il mesti dibaca rofa’ baik berupa fa’il atau pun naibul fa’il, tergantung kondisinya kalau yang jatuh sebelumnya yakni fi’il ma’lum maka stelahnya yakni fa’il sedangkan kalau yang jatuh sebelumnya yakni fi’il majhul maka setelahnya yakni naibul fa’il.

Materi wacana mubtada tergolong bahan inti, maka bahan prasyarat yang mesti dikuasai oleh akseptor didik yakni cuilan ma’rifah-nakiroh, mufrod-tasniyah-jama’, mudzakar-muannast. Karna mubtada mesti berupa isim ma’rifah, sedangkan isim nakiroh tidak bisa menjadi mubtada terkecuali ada musawighot, ditambah lagi antara mufrod-tasniyah-jama’nya, mudzakar-muannastnya juga mesti berkesesuaian dengan khobarnya.

Materi na’at dan man’ut tergolong dalam katagori bahan inti, bahan prasyarat yang mesti dikuasai oleh akseptor didik yakni cuilan ma’rifah-nakiroh, mufrod-tasniyah-jama’, mudzakar-muannast, dan isim sifat. Karna yang menjadi na’at mesti berupa isim sifat, yang memiliki kesesuaian antara na’at dengan man’utnya dalam hal nakiroh-ma’rifahnya, muannast-mudzakarnya, mufrod-tasniyah-jama’nya.

Itulah pentingnya mendahulukan penguasaan bahan prasyarat sebelum memasuki bahan inti.

5.       Bagaimana tahapan menimba ilmu ilmu nahwu?

Ada 3 tahapan yang niscaya akan dilalui oleh setiap akseptor didik dalam mempelajari ilmu nahwu:

·         الحفظ (menghafal)

Materi nahwu memang sungguh banyak tetapi terbatas, oleh lantaran itu memungkinkan untuk dihafal sang murid dengan alokasi waktu 1 jam perhari insyaalloh selesai dalam kurun waktu 1 tahun, pada tahapan ini sang murid akan mencicipi fase kurangnya mengerti bahan yang dihafalnya, realita seperti ini ialah segi kewajaran lantaran mengerti baca kitab memerlukan proses yang cukup panjang.

·         الفهم (memahami)

Setelah sang murid menyelesaikan fase alhifdzu, maka masuklah pada tahapan selanjutnya yakni mengerti bisa dengan 2 cara:

1.       Dengan mengajarkannya terhadap akseptor baru, sesuai kaidah santri dipesantren “lek awak mu kepengen faham ngajaro”.

2.       Dengan cara mengambarkan aplikasinya didalam teks arab, baik yang berharokat maupun yang kitab gundulan, hal ini dijalankan oleh tutor terhadap akseptor didik dengan menanyakan kedudukan kalimat yang dibacanya, kemudian sang tutor meluruskan dan menyediakan keterangannya, hal ini dijalankan ditahun kedua.

·         التطبق (menerapkan)

Hal ini dijalankan secara serius disaat akseptor didik dianggap sudah hafal dan faham semua bahan yang sudah diajarkan, tahapan ini yakni tahapan dimana akseptor didik dipaksa untuk bisa menerapkan bahan ilmu nahwu terhadap mufrodzat yang sudah dihafalnya, hal ini dijalankan dengan cara sang akseptor didik membacanya dan menganalisanya sendiri terkait “apa ‘irobnya, apa tandanya, kenapa penyebabnya, apa maksud pemahamannya”, akseptor mesti senantiasa berdampingan dengan kamus.

6.       Apa hal lain yang perlu diamati dalam rangka mengusai ilmu nahwu?

Hal yang perlu diamati dalam rangka menguasai ilmu nahwu yakni mengerjakan penilaian dan klarifikasi, apakah bahan yang sudah saya hafal masih ada dibenak atau sudah lupa?, penilaian dijalankan dengan bertanya terkait materi-materi yang sudah diajarkan, setidaknya dijalankan setiap sepekan sekali dan sungguh bagus bila dijalankan setiap hari, keteledoran sang guru dalam mengevaluasi hafalan muridnya akan berpengaruh terkadang yang dikuasai cuma tinggal bahan terakhir saja, sedangkan bahan permulaan yang dahulu diajarkan dilupakannya begitu saja.

7.       Bagaimana persepsi anda wacana ilmu shorof?

Bagi seorang pemula, ilmu shorof kelihatannya lebih banyak mengarah pada keahlian dibandingkan pada kemampuan, oleh lantaran itu kian sering diulang, maka kian besar harapannya untuk memiliki keahlian mentasyrif, karna ilmu shorof lebih mengarah pada keahlian bukan kemampuan, maka anak kecil pun memungkinkan untuk bisa mentasyrif fi’il.

8.       Kapan akseptor didik dianggap menguasai ilmu shorof?

Dianggap menguasai ilmu shorof:

·         Terampil mentasyrif dengan tasyrif istilahi

·         Terampil mentasyrif dengan tasyrif lughowi

·         Memahami dan mengerti fungsi shighot dan fawaidul ma’na

9.       Apa yang mesti diamati dalam rangka menimba ilmu mentasrif fi’il dengan tasrif istilahi dan tasrif lughowi?

Harus lebih memprioritaskan fi’il yang mazid ketimbang fi’il yang mujarod, fi’il mujarod cuma cukup dikenalkan dan dipelajari karakternya, fi’il mujarod tidak perlu dibebankan untuk dihafalkan oleh akseptor didik.

Penekanan hafalan secara ekstrim difokuskan pada fi’il mazid, baik berupa komplemen bi harfi, biharfaini, bi tsalasatu ahrufin.

Hal ini dikarnakan mengingat sifat dasar dari fi’il mujarod yakni sama’i, yang tidak memungkinkan menyebabkan wazan selaku tutorial untuk mentasyrif mauzun, sementara sifat dasar dari fi’il mazid yakni qiyasi yang memungkinkan untuk menyebabkan wazan selaku tutorial untuk mentasyrif mauzun.

10.   Apa yang dimaskud dengan tahapan “Ta’wid”?

Yang dimaksud tahapan ta’wid yakni tahapan pembiasaan, tujuannya setiap akseptor yang gres saja mengenal tasyrif tidak diwajibkan untuk menghafalkan tasyrif, mereka cuma diwajibkan untuk mengikuti bacaan dengan lantang, kurang lebih selama 15 menit sebelum bahan nahwu disampaikan, hal ini apabila dilaksanakan selama 2-3 bulan maka akseptor didik mereka akan sudah biasa mentasyrif baik yang berupa istilahi maupun lughowi.

11.   Apa yang dimaksud dengan tahapan “Tahfidz”?

Pada tahapan ini para akseptor didik mulai menghafal wazan yang saban hari dibaca bareng pada fase sebelumnya, tahapan ini tidak terlampau mengkonsumsi waktu usang lantaran para akseptor sudah sudah biasa melafadzkannya difase ta’wid.

12.   Apa yang dimaksud dengan tahapan “Tadrib”?

Setelah melawati tahapan membiasakan kemudian menghafal, maka pada tahapan ini para akseptor didik diwajibkan untuk sudah biasa melatih kesanggupan qiyasinya dalam mentasyrif setiap fi’il pada setiap wazan yang sesuai, atau menguji kesesuaian sighot pada wazan yang diseleksi oleh penguji.

13.   Apa hal lain yang perlu diamati dalam rangka menimba ilmu tasrif?

Hal lain yang perlu diamati yakni rancangan wacana wazan, wazan dilarang dibatasi pada wazan فعل saja, waazan secara aplikatif mesti dikembangkan pada fi’il-fi’il yang mewakili bina , baik yang berupa bina Salim, Mudho’af, Mahmuz, Mitsal, Ajwaf, Naqish, Lafif.[1]

 



[1] KH.Dr. Abdul Harist M,Ag. Buku Tanya-Jawab Nahwu-Shorof, Metode Al-Bidayah Jember, Edisi Revisi.