Tingkatan Orang yang Mati Syahid
عن جابر بن عاتق رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yakni korban wabah yakni syahid; mati karam (ketika melaksanakan safar dalam rangka ketaatan) yakni syahid; yang punya luka pada lambung kemudian mati, matinya yakni syahid; mati alasannya yakni penyakit perut yakni syahid; korban kebakaran yakni syahid; yang mati tertimpa reruntuhan yakni syahid; dan seorang perempuan yang meninggal alasannya yakni melahirkan (dalam kondisi nifas atau dalam kondisi bayi masih dalam perutnya, pen.) yakni syahid.” (HR. Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir menyampaikan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat keterangan ‘Aun Al-Ma’bud, 8: 275)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Ibnu Hajar menyebutkan yang dimaksud dengan syahid yakni malaikat melihat bahwa mereka mati dalam kondisi husnul khatimah (akhir hidup yang baik). (Lihat Fath Al-Bari, 6: 43)
2- Imam Nawawi menerangkan bahwa syahid itu ada tiga macam:
a- Syahid yang mati dikala berperang melawan kafir harbi (yang berhak untuk diperangi). Orang ini dihukumi syahid di dunia dan memperoleh pahala di akhirat.
Syahid seumpama ini tidak dimandikan dan tidak dishalatkan.
b- Syahid dalam hal pahala tetapi tidak disikapi dengan aturan syahid di dunia. Contoh syahid jenis ini merupakan mati alasannya yakni melahirkan, mati alasannya yakni wabah penyakit, mati alasannya yakni reruntuhan, dan mati alasannya yakni membela hartanya dari rampasan, begitu juga penyebutan syahid yang lain yang disebutkan dalam hadits shahih. Mereka tetap dimandikan, dishalatkan, tetapi di darul abadi memperoleh pahala syahid. Namun pahalanya tidak mesti seumpama syahid jenis pertama.
c- Orang yang khianat dalam harta ghanimah (harta rampasan perang), dalam dalil pun menafikan syahid pada dirinya dikala berperang melawan orang kafir. Namun hukumnya di dunia tetap dihukumi selaku syahid, yakni tidak dimandikan dan tidak dishalatkan. Sedangkan di akhirat, ia tidak memperoleh pahala syahid yang sempurna.
Tema hadist yang berhubungan dengan Al-Quran:
1- Allah menceritakan wacana para syuhada, bahwa sekalipun mereka gugur terbunuh dalam kehidupan dunia ini, bekerjsama arwah mereka tetap hidup diberi rezeki di alam yang kekal.
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kalian menerka bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di segi Tuhannya dengan memperoleh rezeki. (Ali Imran: 169)
2- Dengan kata lain, barang siapa yang melakukan apa yang ditugaskan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta meninggalkan apa yang dihentikan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bekerjsama Allah Swt. akan menempatkannya di dalam rumah kehormatan-Nya (yakni surga) dan membuatnya berteman dengan para nabi, orang-orang yang kedudukannya di bawah mereka yakni para siddiqin, kemudian orang-orang yang mati syahid, dan semua kaum mukmin, yakni mereka yang saleh lahir dan batinnya.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَداءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيقاً
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bahu-membahu dengan orang-orang yang dianugerahi lezat oleh Allah, yakni nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah sobat yang sebaik-baiknya. (An-Nisa: 69)
3- Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi tahu bahwa Dia berbelanja dari hamba-hamba-Nya yang beriman, diri dan harta benda mereka yang sudah mereka korbankan di jalan Allah dengan surga. Hal ini tergolong karunia dan kemurahan serta kebajikan-Nya terhadap mereka. Karena bekerjsama Allah sudah memperoleh apa yang sudah dikorbankan oleh hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya, kemudian menukarnya dengan pahala yang ada di sisi-Nya dari karunia-Nya. Al-Hasan Al-Basri dan Qatadah mengatakan, "Mereka yang berjihad di jalan Allah, demi Allah, sudah berjual beli terhadap Allah, kemudian Allah memahalkan harganya."
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah sudah berbelanja dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan menampilkan nirwana untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, kemudian mereka membunuh atau terbunuh. (Itu sudah menjadi) akad yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya(selain) ketimbang Allah? Maka bergembiralah dengan perdagangan yang sudah kalian jalankan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
[At-taubah :111].
Wallahu a'lam