Dongeng Anak Cerita wacana Katak dan Permata - Kali ini kita akan membacakan salah satu dongeng anak dari seorang penulis dongeng asal negera paris. Beliau lahir di Paris pada 12 januari 1628, dengan nama Charles Perrault.
Mari Kita mulai.....
Pada suatu masa, ada seorang perempuan yang sudah ditinggal mati oleh suaminya, dia memiliki dua orang putri. Putri pertamanya memiliki paras yang sungguh menyerupai oleh ibunya. Kakaknya ini memiliki sifat yang sungguh jelek, angkuh dan tidak pernah menghargai orang lain, sama menyerupai sifat ibunya.
Kaprikornus pembelajaran apa yang bisa kita ambil dari Dongeng Anak Cerita Katak dan Permata ini yaitu : "Janganlah berantem dengan kerabat kita sendiri, bersikaplah dangan sopan dengan siapapun, keluarga, dan sudara kita sendiri."
Mari Kita mulai.....
Pada suatu masa, ada seorang perempuan yang sudah ditinggal mati oleh suaminya, dia memiliki dua orang putri. Putri pertamanya memiliki paras yang sungguh menyerupai oleh ibunya. Kakaknya ini memiliki sifat yang sungguh jelek, angkuh dan tidak pernah menghargai orang lain, sama menyerupai sifat ibunya.
Sedangkan putrinya yang kedua menyerupai sekali dengan sang ayah yang sudah meninggal, dia memiliki sifat yang bagus hati, bahagia menolong orang lain, dan sungguh sopan. Banyak orang menilai bahwa putri kedua ini yaitu perempuan yang tercantik yang pernah orang-orang temui.
Karena hal itu sang ibu lebih menggemari anak pertama dibanding anak keduanya, putrinya yang kedua lebih sering disuruh untuk melakukan pekerjaan tanpa henti, dan tidak boleh untuk makan bareng satu meja dengan mereka. Dia cuma diperbolehkan makan di dapur seorang diri.
Putri yang termuda sering dipaksa unutk mengambil air dari sumur yang letaknya sagat jauh dari rumah mereka. Suatu hari di saat anak keduanya sedang mengambil air, datanglah seorang nenek yang lusuh, nenek tersebut meminta air untuk dirinya minum.
Maka diberikanlah dengan secepatnya air terhadap nenek lusuh tersebut. Setelah nenek itu meminum air, maka nenek tersebut berkata, "Kamu sungguh cantik, sungguh baik, dan sopan. Atas kebaikan mu saya akan menampilkan mu suatu hadiah, mulai kini setiap kata yang keluar dari lisan mu akan keluar bunga dan suatu kerikil berharga, ternyata nenek tersebut yaitu seorang peri.
Ketika putri keduanya hingga dirumah dirinya pribadi dimarahi oleh sang ibu alasannya yaitu drinya terlambat menenteng air. Tapi di saat sang putri keduanya mengatakan maka keluarlah suatu bunga dan dua buah mutiara dan permata.
Melihat insiden itu, sang ibu terkejut dan unutk pertama kalinya sang ibu mengundang sang anak kedua dengan panggilan 'anakku'. Akhirnya putri keduanya menceritakan semua insiden yang menimpa dirinya pada di saat dirinya sedang mengambil air tadi.
Mendengar itu sang ibu pribadi memerintahkan sang abang untuk mengambil air dengan maksud sang abang akan mendapat hal yang serupa dengan sang adik. Dengan langkah yang sungguh berat dan sambil mengeluh jadinya sang abang pun jalan menuju kawasan mata air tersebut.
Setelah hingga di kawasan mata air, sang abang berjumpa dengan sang peri tersebut yang tadi berpakaian lusuh namun kini menyamar selaku seorang putri bangsawan. Lantas sang peri itu meminta air untuk diminumnya, namun sang abang malah menolak menampilkan air yang sudah ia ambil sambil berkata, "Buat apa saya kasih air unutk kamu!!Kalau kau mau minum ambil saja sana sendiri!!!"
Maka sang peri itu berkata, "Baiklah, mulai sekarang, alasannya yaitu dirimu tidak sopan dan sombong, saya akan memeberikanmu hadiah, dari setiap kata yang keluar dari ucapanmu akan keluar seekor ular dan seekor katak.
Akhirnya sang abang pun pulang, setelah hingga dirumah dirinya disambut oleh sang ibu, namun betapa kagetnya di saat menyaksikan sang anak pertamanya mengatakan keluarlah dari mulutnya seekor ular dan katak. Maka sang ibu pun murka terhadap anak keduanya, dia menduga anak keduanya dengan sengaja menyiapkan hal ini, sang ibu pun menghantam sang anak kedua ini.
Sang anak kedua jadinya berlari kedalam hutan biar tidak terus dipukul oleh sang ibu. Didalam hutan anak kedua ini terus menangis, dan kebetulan didalam hutan melintaslah seorang pangeran yang sedang pergi berburu, sang pangeran pun mendengar tangisan itu lantas menghampiri asal tangisan itu.
Vetapa terkejutnya sang pangeran di saat menyaksikan seorang gadis manis tengah menangis ditegah hutan sendirian, lantas dia mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh gadis tersebut, "Tuanku, ibu saya sudah menghalau saya dari rumah."
Disaat bareng sang pangeran menyaksikan lima mutiara dan permata keluar dari lisan sang gadis, hal ini menghasilkan sang pangeran heran dan lalau mengajukan pertanyaan terhadap gadis itu. Dan putri itu pun menceritakan seluruhnya terhadap sang pangeran. Sang apngeran pun kemudian jatuh hati pada gadis ini dan jadinya menikahi gadis ini.
Sedangkan kakaknya bernasib sial, sang ibu yang aib memiliki anak yang setiap mengatakan keluar seekor ular dan kata dari mulutnya jadinya menghalau sang kakak, dan kini hidupnya menjadi sungguh terlunta-lunta.
Terimakasih !!
Jangan lupa baca dongeng anak yang lain disini :
===> Dongeng anak sebelum tidur <===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Add your comment