Hadits Bahayanya Dukun

iqro3.blogspot.com

Bahayanya Dukun dan Peramal


 عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

Barangsiapa yang mengunjungi seorang dukun atau peramal, kemudian beliau yakin pada apa yang dibilang maka beliau sudah mengingkari (kufur) syari’at yang diturunkan pada Nabi Muhammad. (HR. Al Hakim, hadist shahih menurut syarat Bukhari, Muslim).


Hadist lain,


مَنْ أتى عَرَّافًا فَسَأَلهُ عَنْ شَئٍ لم تقْبَل لَهُ صَلاةُ أربعينَ ليلةً

 

Artinya: Barangsiapa yang tiba ke tukang ramal kemudian mempercayai apa yang dibilang maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari. (HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:


1- Imam Nawawi menerangkan bahwa yang dimaksud dengan definisi dukun (kahin / ’arraf) yaitu orang yang mengaku-ngaku mengenali insiden yang mau terjadi, rahasia-rahasia mistik dan eksistensi benda-benda yang hilang atau dicuri. Maka semua orang yang kriterianya seumpama tersebut apapun label dan jabatannya maka ia tergolong dukun yang dihentikan agama Islam.

2- Percaya pada ramalan hukumnya haram. Termasuk ramalan nasib, ramalan bintang zodiak, ramalan jodoh dan perkawinan, dll. Baik ramalan wacana masa kemudian atau masa depan. Contoh ramalan masa kemudian seumpama ramalan wacana siapa pencuri barang yang hilang atau berada di mana barang yang hilang tersebut.

3- Terlepas dari lolosnya seseorang yang mengakui bahwa semua terjadi atas kehendak Allah maka orang tersebut tidak sanggup lepas dari resiko jeratan dosa alasannya mengunjungi mengajukan pertanyaan terhadap andal klenik. Mendatangi dukun yaitu dosa besar dan menyebabkan shalat tidak diterima selama empat puluh hari. Jika membenarkannya, maka Islam sudah menilai hal ini selaku bentuk kekafiran. 

4- Adapun perihal pelaku perdukunan, banyak ulama sudah menghukuminya dengan kafir dan sebagian ulama lagi menghukuminya dengan dosa besar saja. 


Tema hadist yang berhubungan dengan Al-Quran:


1- Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus terhadap Rasul-Nya untuk memberi tahu terhadap semua makhluk, bahwa serempak tiada seorang pun —baik yang di langit maupun yang di bumi— mengenali kasus mistik selain dari Allah Swt.

Kalimat Illallah (kecuali cuma Allah) merupakan istisna munqati', yang tujuannya merupakan bahwa tiada seorang pun yang mengenali kasus mistik selain dari Allah Swt. semata, tiada sekutu bagi-Nya. 


قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ 


Katakanlah, "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengenali kasus yang gaib, kecuali Allah, "dan mereka tidak mengenali bila mereka akan dibangkitkan.

[An-Naml:65]


-وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ 


Dan pada segi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengenali apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang berair atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang kasatmata (lauh mahfuz).

[Al-An'am: 59]


2- Nabipun secara eksklusif tidak mengenali yang ghoib. Beliau tahu yang ghaib alasannya wahyu. Maka ada orang pengaku tahu yang ghaib, ia sudah dusta terhadap Allah, para rosul dan insan semuanya


قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلا ضَرّاً إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ


Artinya: Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menawan kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang diharapkan Allah. Dan sekiranya saya mengenali yang ghaib, tentulah saya menghasilkan kebajikan sebanyak-banyaknya dan saya tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa gunjingan bangga bagi orang-orang yang beriman".

[ QS Al-Jin :26-27]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Add your comment