Pilar kekufuran ada 4:
· Sombong
· Dengki
· Marah
· Syahwat
Kesombongan membatasi hamba untuk bersikap tunduk-patuh, Kedengkian membatasi hamba untuk menerima saran terlebih melaksanakannya, Kemarahan membatasi hamba untuk bersikap adil dan Syahwat membatasi hamba untuk bersungguh-sungguh beribadah.
· Apabila Kesombongan sudah dikalahkan, maka mudahlah bagi seseorang untuk mematuhi aturan.
· Apabila Kedengkian sudah dihilangkan, maka gampang bagi seseorang untuk menerima saran dan melaksanakannya.
· Apabila Kemarahan sudah dilenyapkan, maka gampang bagi seseorang untuk bersikap adil dan tawadhu.
· Apabila Nafsu Syahwat sudah dikekang, maka gampang bagi seseorang untuk bersabar, memelihara diri dan beribadah.
Sungguh melenyapkan gunung dari tempatnya lebih gampang ketimbang melenyapkan keempat sifat buruk tersebut dari dalam diri pelakunya, terlebih jikalau sudah mengakar menjadi watak, tabi’at pada dirinya.
Sebab apabila keempat sifat buruk tersebut berkembang didalam diri, maka amalannya tidak ada lagi yang benar dan jiwanya pun tidak akan pernah bersih, setiap kali ia berupaya berbuat kebaikan, maka setiap itu pula keempat hal tersebut akan merusaknya.
Semua tragedi bermula dari keempat sifat buruk diatas, apabila keempat sifat buruk tersebut sudah menempel mempunyai dampak didalam hati, maka kebathilan pun akan menjadi kebenaran yang membohongi dipelupuk matanya begitu juga sebaliknya, sehingga jikalau kerusakannya sudah menyerupai itu maka dunia akan mendatanginya dan alam abadi pun akan meninggalkannya.
Apabila anda mau merenungi kekufuran yang dilaksanakan oleh umat manusia, baik dulu maupun sekarang, maka anda akan menyadari bahwa semua itu bermula dari keempat sifat tersebut, dan karena keempat sifat itulah, Alloh ta’ala menimpakan adzab terhadap mereka.
Berat dan ringannya adzab yang ditimpakan Alloh ta’ala tersebut, bergantung pada berat dan ringannya dampak keempat sifat buruk itu, maka siapa pun yang memamerkan kawasan untuk keempat sifat ini pada dirinya. Berati ia sudah membuka pintu kejelekan seluas-luasnya, baik didunia maupun diakherat. Dan barang siapa yang mempertahankan hati nya dari keempat sifat buruk tersebut, memiliki arti ia sudah menutup celah kebinasaan pada dirinya.
Sebab keempat permasalahan itu menangkal seorang hamba untuk tunduk, ikhlas, bertaubat, kembali terhadap Alloh ta’ala ta’ala, juga membatasi mereka untuk sanggup menerima kebenaran, menasehati orang-orang islam, serta bersikap tawadhu terhadap Alloh ta’ala dan makhluq-Nya.
Keempat hal tersebut timbul dari keawaman seorang hamba perihal robbnya dan perihal hakikat dirinya sendiri, seandainya ia mengenal robbnya dengan segala sifat kesempurnaan dan keagungan-Nya, juga mengenal diri sendiri dengan banyak sekali kehabisan dan kekuranganya, tentu ia tidak akan bersikap angkuh dan tidak akan pernah marah, ia juga tidak akan pernah merasa dengki atas karunia Alloh ta’ala terhadap seseorang, karena sifat dengki pada hakikatnya merupakan perbuatan menentang Alloh ta’ala, ini karena orang yang dengki tidak senang lezat Alloh ta’ala diberikan terhadap salah seorang hamba-Nya, sementara Alloh ta’ala mengharapkan lezat itu diberikan terhadap hamba tersebut, bahkan ia menginginkan lezat tersebut, lenyap dari orang lain, sedangkan Alloh ta’ala mempunyai kehendaknya sendiri yang tidak sanggup diinterfensi oleh makhluq manapun, oleh karena penentangan itu pula terusirnya iblis dari surga, karna dosa besar yang dilaksanakan oleh iblis berpangkal pada keangkuhan dan kedengkian.
Kedua sifat ini yaitu sombong dan dengki, sanggup dihilangkan dengan cara mengenal Alloh ta’ala, mentauhidkannya, ridho kepadanya, serta berupaya untuk kembali pada-Nya.
Adapun kemarahan, yang berhubungan dekat dengan kebencian, sifat ini sanggup dihilangkan dengan mengenal jati diri sendiri, dan menyadari bahwa kita tidak berhak murka dan dendam terhadap orang lain cuma karena untuk menyanggupi nafsu semata, karena perilaku yang demikian itu mengambarkan kecondongannya mengutamakan perilaku ridho dan benci karena hawa nafsunya, ketimbang perilaku ridho dan benci karena Alloh ta’ala
Cara ampuh untuk menetralisir sifat murka ini merupakan dengan membiasakan murka karena Alloh ta’ala dan ridho karenanya, karena apabila murka dan ridho karena Alloh ta’ala sudah masuk kedalam jiwa, maka hal yang bertentangan dengan-nya akan keluar dari dalam jiwa, demikian juga sebaliknya.
Mengenai cara mengatasi syahwat merupakan dengan mendalami ilmu dan wawasan yang benar perihal Alloh ta’ala, karena menuruti syahwat dan nafsu merupakan penghalang utama untuk menjangkau ilmu dan pengetahuan, sedangkan mengekang syahwat dan nafsu merupakan aspek utama untuk menjangkau ilmu dan wawasan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Add your comment