Dongeng Anak Kisah Dua Ekor Kambing (Aesop)

Dongeng Anak Kisah Dua Ekor Kambing - Di suatu hutan ada dua ekor kambing yang berlangsung dengan sungguh gagah, keduanya berlangsung dari arah yang berlawanan. Pada di saat yang berbarengan mereka hasilnya hingga di tepi jurang yang dibawahnya mengalir sungai yang sungguh deras.

Di tepi jurangan itu terdapat batang pohon yang sudah tumbang dan sekarang sudah di jadikan selaku penghubung antara tepi jurang yang satu dengan yang ada di seberangnya. Pohon yang dijadikan jembatan itu sangatlah kecil, sehingga menghasilkan jembatan itu tidak sanggup dilewati secara berbarengan melainkan mesti bergantia.


Akan tetapi kedua ekor Kambing ini tidak ada yang akan saling mengalah. Dengan rasa sombongnya mereka tidak menampilkan jalannya apalagi dulu terhadap kambing yang lainnya. Saat salah satu kambing sudah berada ditengah-tengah jembatan, keduanya masih tidak mau mengalah.

Mereka saling dorong dengan tanduk mereka, sehingga kedua kambing tersebut hasilnya terjatuh kedalam jurang dan hanyut kedalam sungai yang mengalir dengan sungguh deras. Kedua kambing itu hanyut alasannya yakni kesombongannya dan ketidakmauannya menyerah antara Kambing yang satu dengan kambing yang lain.

Makara pembelajaran apa yang sanggup kita ambil dari Dongeng Anak Tentang Kisah Dua Ekor Kambing yang Sombong ini yakni : "Lebih baik kita menyerah dibandingkan dengan mengalami nasib yang sial alasannya yakni arogansi kita sendiri."

Sekian dan Terimakasih !!!

Baca juga dongeng yang lain disini :

=== > Cerita Fabel <===

Kenapa Ibu Hamil Mesti Bahagia???


 
PSIKOLOGI JANIN

@yulindaashari


Dosen saya pernah bercerita, bahwa ada kliennya seorang pria cukup umur yang sukses, tiba dan menyampaikan bahwa ia sungguh tidak senang ibunya, padahal ia mengakui bahwa ibunya amat sungguh baik. Ia risau mengapa perasaan benci hebat itu ada tanpa sebab. Setelah digali lebih dalam, usut punya usut ternyata dahulu ibunya sempat ingin menggugurkan kandungannya. Akhirnya sang ibu meminta maaf pada anaknya ini.


Pernah juga kawan saya bercerita, bahwa anak kedua dari saudaranya sungguh susah dikelola dan garang destruktif, berlainan dengan kakaknya yang sungguh penurut. Usut punya usut pula, di saat dalam kandungan ibunya sedang menghadapi duduk kendala yang cukup berat, hingga condong stress dan tidak acuh pada kehamilannya, lain dengan kehamilan pertama yang sungguh dijaga & disayanginya sepenuh hati.


Dalam suatu observasi kepada ibu hamil yang merokok, ibu diminta untuk berhenti merokok selama satu minggu, di saat itu janin terdeteksi sungguh hening di dalam kandungan. Saat sang ibu mulai kembali merokok, janin memamerkan gerakan-gerakan seolah bingung dan tidak menyepakati sikap merokok ibunya.


Dalam observasi lain, ibu hamil yang mengalami stress condong melahirkan anak yang mudah stress pula. Sungguh, keadaan psikologis ibu hamil, akan sungguh berpengaruh pula pada psikologis janin, terbawa hingga ia lahir bahkan hingga dewasa.


Saat kami menyampaikan bahwa ibu hamil itu "wajib" bahagia, sungguh itu bukanlah suatu candaan. Ibu hamil, memang perlu dijaga perasaannya, disenangkan hatinya, dipenuhi kebutuhannya. Bahkan, Bunda Maryam ra. saja, menyerupai dalam kajian ust. Budi Ashari, "dihibur" pribadi oleh Allah biar tidak bersedih dengan kehamilannya:


"Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau...."(QS. Maryam ayat 26)


Secara medis, pasti ibu hamil memproduksi hormon-hormon "negatif" di saat ia stres, marah, iri, dengki, dsb. Hormon-hormon ini juga akan mensugesti perkembangan janin di dalam kandungan. Betapa banyak gangguan psikologis gila yang ternyata bermula di saat berada di rahim ibunya.


Maka ibu, bergembiralah, tenanglah, mendekatlah pada Allah di saat sedang mengandung. Sepenting itu memang bagi ibu hamil untuk mempertahankan psikologisnya. Jikapun ada masalah, lebih baik menjauhi sumber duduk kendala tersebut selama kehamilan untuk dapat menenangkan diri. Semoga rahim kita menjadi kawasan ternyaman untuk bertumbuhnya seorang hamba Allah yang kelak akan terlahir selaku khalifah di dunia ini.