Dongeng Anak Kisah Harimau, Petapa, dan Anjing Hutan yang cerdik - Suatu hari, ada seekor Harimau yang tengah terperangkap dalam satu perangkap. Harimau itu sudah berupaya menjajal meloloskan diri dari tiang-tiang besi sangkar perangkap itu, tetapi dirinya merasa sia-sia. Dalam kondisi duka akhir bisnisnya untuk meloloskan diri tidak kunjung berhasil, tiba-tiba lewatlah seorang Petapa, dan teriaklah Harimau tersebut meminta tolong terhadap Petapa itu, "Wahai petapa yang baik, tolong kiranya dirimu menolong diriku lepas dari kurungan ini?"
Lalu Petapa itu pun menjawab, "Maaf, temanku...Aku tidak sanggup membantumu, jikalau kau ku lepaskan maka kau akan memangsa diriku!?"
"Tidak akan!! saya berjanji kepadamu tidak akan memangsa dirimu. Aku akan sungguh berterima kasih dan diriku akan siap menjadi pesuruh mu apabila kau membebaskanku dari dalam kurungan ini!" jawab Harimau.
Setelah menyaksikan sang Harimau menangis, hati Petapa itu pun luluh dan karenanya ia pun membukakan pintu kurungan itu. Sang Harimau pun bahagia bukan main, kemudian Harimau itu pun eksklusif menerjang badan sang Petapa yang sudah baik membantunya melepaskan diri dari kurungan tersebut. Harimau itu lompat sambil berteriak, "Betapa bodohnya dirimu wahai Petapa!! Tidak ada yang sanggup membatasi diriku untuk memakan dirimu, saya sungguh lapar sekali!"
Dengan sarat rasa ketakutan, sang Petapa itu pun memohon biar dirinya jangan dimangsa, akan tetapi Harimau itu tetap akan memangsa dirinya. Sebelum dirinya dimangsa, sang Petapa itu menghasilkan janji, dirinya akan rela dikonsumsi oleh Harimau jikalau dirinya dipersilahkan mengajukan pertanyaan wacana keadilan terhadap tiga makhluk, jikalau jawaban dari tiga makhluk itu mempersilahkan dirinya untuk dikonsumsi oleh Harimau maka dirinya rela dan akan menerima keputusan itu.
Petapa itu pun mengajukan pertanyaan terhadap suatu pohon besar wacana keadilan, dan sang pohon besar itu menjawab, "Apa yang kau keluhkan ?? Saya menyediakan keteduhan dan kawasan bernaung bagi siapa pun yang lewat, dan mereka membalas dengan mematahkan cabang-cabangku untuk mereka bakar! Jangan cengeng, bertindaklah menyerupai laki-laki!!" begitulah jawaban yang sang Petapa terima dari makhluk hidup yang pertama dirinya tanya wacana keadilan.
Kemudian sang petapa mengajukan pertanyaan terhadap seekor sapi yang sedang memukau gerobak, "Kamu sungguh kolot alasannya yakni menghendaki terima kasih! lihat diriku, di saat saya sanggup menyediakan mereka susu, mereka menyediakan saya makanan yang sungguh enak. Tetapi di saat diriku tak lagi sanggup menyediakan susu unutk mereka minum, saya dipaksa memukau gerobak dan membajak, dan tidak lagi menerima makanan yang nikmat menyerupai dahulu!!" Jawab Sapi wacana pertanyaan sang Petapa soal keadilan.
Petapa itu pun sedih, kemudian dirinya mengajukan pertanyaan pada suatu jalan, dan jalan itu pun menjawab,"Tuan! betapa bodohnya dirimu menghendaki hal-hal yang tidak mungkin. Lihat diriku, diriku sungguh mempunyai fungsi untuk semua orang, kaya, miskin, kecil, dan besar. Tetapi mereka tidak menyediakan respon apa-apa terhadap ku kecuali bubuk dan kotoran!!"
Setelah mendengar jawaban dari tiga makhluk hidup yang maksud tadi, maka petapa itu pun berbalik dan berlangsung menuju kawasan Harimau menunggunya. Tetapi di tengah jalan dirinya berjumpa dengan seekor Anjing Hutan, kemudian anjing hutan tersebut mengajukan pertanyaan terhadap petapa tersebut yang terlihat sungguh murung, "Ada duduk urusan apa wahai Petapa?? dirimu terlihat sungguh sedih??" tanya Anjing Hutan itu.
Petapa itu kemudian mulai menceritakan semua peristiwa apa yang sudah menimpa Petapa itu dari permulaan sampai simpulan sambil berlangsung menuju kearah sang Harimau menunggu. Sebelum ceritanya selesai, mereka sudah datang di kawasan sang Harimau berada, dan Harimau itu berkata, "Kamu pergi terlalu lama!!, sini diriku sudah sungguh lapar!!" teriak sang Harimau.
"Tunggu sebentar harimau! saya mesti menerangkan semua ke Anjing Hutan ini wacana apa yang terjadi." kata san Petapa.
Harimau itu pun baiklah dan ikut menyimak klarifikasi Petapa ke Anjing Hutan itu. Di sela sela dongeng Anjing Hutan itu pun berteriak, "Apaaaa!! Makara sang Petapa di dalam kandang, dan sang Harimau kebetulan lewat..." Harimau itu pun memotong omongan sang Anjing, "Beuhhh!! Bukan petapa itu yang berada didalam kurungan tetapi diriku!!"
Lalu sang Anjing hutan itu pun berlagak kebinggungan, dirinya mengajukan pertanyaan siapa yang bergotong-royong berada dalam kurungan tersebut, Harimau kah? atau Petapa kah? Anjing hutan itu kian tidak memahami kenapa hal ini sanggup terjadi.
Akhirnya hal itu menghasilkan sang Harimau marah, dirinya berkata, "Kamu sanggup memahami wahai Anjing hutan!!" Harimau itu berkata dengan murka alasannya yakni menyaksikan kebinggungan sang Anjing.
Lalu dirinya memperagakan ulang kejadiannya, Harimau itu meloncat kedalam kurungan sambil berkata, "Jadi begini, saya terperangkap dalam kurungan dan pintu itu terkunci dari luar!!"
Anjing Hutan itu pun menjawab sambil berlangsung kearah kurungan itu sambil menutup dan mengunci kembali kurungan tersebut, "Aku memahami sekarang!! menurutku semestinya kau tetap berada di dalam kurungan itu saja!!" Harimau itu pun merasa tertipu oleh Anjing Hutan yang pandai itu.
Sang Petapa pun berterima kasih kepada Anjing Hutan atas bantuan dan kecerdikannya.
Makara pembelajaran apa yang sanggup kita ambil dari Dongeng Kisah Harimau, Petapa dan Anjing Hutan yang pandai ini: "Gunakanlah kecerdikanmu itu untuk menolong orang lain"
Lalu Petapa itu pun menjawab, "Maaf, temanku...Aku tidak sanggup membantumu, jikalau kau ku lepaskan maka kau akan memangsa diriku!?"
"Tidak akan!! saya berjanji kepadamu tidak akan memangsa dirimu. Aku akan sungguh berterima kasih dan diriku akan siap menjadi pesuruh mu apabila kau membebaskanku dari dalam kurungan ini!" jawab Harimau.
Dengan sarat rasa ketakutan, sang Petapa itu pun memohon biar dirinya jangan dimangsa, akan tetapi Harimau itu tetap akan memangsa dirinya. Sebelum dirinya dimangsa, sang Petapa itu menghasilkan janji, dirinya akan rela dikonsumsi oleh Harimau jikalau dirinya dipersilahkan mengajukan pertanyaan wacana keadilan terhadap tiga makhluk, jikalau jawaban dari tiga makhluk itu mempersilahkan dirinya untuk dikonsumsi oleh Harimau maka dirinya rela dan akan menerima keputusan itu.
Petapa itu pun mengajukan pertanyaan terhadap suatu pohon besar wacana keadilan, dan sang pohon besar itu menjawab, "Apa yang kau keluhkan ?? Saya menyediakan keteduhan dan kawasan bernaung bagi siapa pun yang lewat, dan mereka membalas dengan mematahkan cabang-cabangku untuk mereka bakar! Jangan cengeng, bertindaklah menyerupai laki-laki!!" begitulah jawaban yang sang Petapa terima dari makhluk hidup yang pertama dirinya tanya wacana keadilan.
Kemudian sang petapa mengajukan pertanyaan terhadap seekor sapi yang sedang memukau gerobak, "Kamu sungguh kolot alasannya yakni menghendaki terima kasih! lihat diriku, di saat saya sanggup menyediakan mereka susu, mereka menyediakan saya makanan yang sungguh enak. Tetapi di saat diriku tak lagi sanggup menyediakan susu unutk mereka minum, saya dipaksa memukau gerobak dan membajak, dan tidak lagi menerima makanan yang nikmat menyerupai dahulu!!" Jawab Sapi wacana pertanyaan sang Petapa soal keadilan.
Petapa itu pun sedih, kemudian dirinya mengajukan pertanyaan pada suatu jalan, dan jalan itu pun menjawab,"Tuan! betapa bodohnya dirimu menghendaki hal-hal yang tidak mungkin. Lihat diriku, diriku sungguh mempunyai fungsi untuk semua orang, kaya, miskin, kecil, dan besar. Tetapi mereka tidak menyediakan respon apa-apa terhadap ku kecuali bubuk dan kotoran!!"
Setelah mendengar jawaban dari tiga makhluk hidup yang maksud tadi, maka petapa itu pun berbalik dan berlangsung menuju kawasan Harimau menunggunya. Tetapi di tengah jalan dirinya berjumpa dengan seekor Anjing Hutan, kemudian anjing hutan tersebut mengajukan pertanyaan terhadap petapa tersebut yang terlihat sungguh murung, "Ada duduk urusan apa wahai Petapa?? dirimu terlihat sungguh sedih??" tanya Anjing Hutan itu.
Petapa itu kemudian mulai menceritakan semua peristiwa apa yang sudah menimpa Petapa itu dari permulaan sampai simpulan sambil berlangsung menuju kearah sang Harimau menunggu. Sebelum ceritanya selesai, mereka sudah datang di kawasan sang Harimau berada, dan Harimau itu berkata, "Kamu pergi terlalu lama!!, sini diriku sudah sungguh lapar!!" teriak sang Harimau.
"Tunggu sebentar harimau! saya mesti menerangkan semua ke Anjing Hutan ini wacana apa yang terjadi." kata san Petapa.
Harimau itu pun baiklah dan ikut menyimak klarifikasi Petapa ke Anjing Hutan itu. Di sela sela dongeng Anjing Hutan itu pun berteriak, "Apaaaa!! Makara sang Petapa di dalam kandang, dan sang Harimau kebetulan lewat..." Harimau itu pun memotong omongan sang Anjing, "Beuhhh!! Bukan petapa itu yang berada didalam kurungan tetapi diriku!!"
Lalu sang Anjing hutan itu pun berlagak kebinggungan, dirinya mengajukan pertanyaan siapa yang bergotong-royong berada dalam kurungan tersebut, Harimau kah? atau Petapa kah? Anjing hutan itu kian tidak memahami kenapa hal ini sanggup terjadi.
Akhirnya hal itu menghasilkan sang Harimau marah, dirinya berkata, "Kamu sanggup memahami wahai Anjing hutan!!" Harimau itu berkata dengan murka alasannya yakni menyaksikan kebinggungan sang Anjing.
Lalu dirinya memperagakan ulang kejadiannya, Harimau itu meloncat kedalam kurungan sambil berkata, "Jadi begini, saya terperangkap dalam kurungan dan pintu itu terkunci dari luar!!"
Anjing Hutan itu pun menjawab sambil berlangsung kearah kurungan itu sambil menutup dan mengunci kembali kurungan tersebut, "Aku memahami sekarang!! menurutku semestinya kau tetap berada di dalam kurungan itu saja!!" Harimau itu pun merasa tertipu oleh Anjing Hutan yang pandai itu.
Sang Petapa pun berterima kasih kepada Anjing Hutan atas bantuan dan kecerdikannya.
Sekian dan Terima kasih !!!
Baca juga ===> Dongeng dongeng fabel <=== yang lain disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Add your comment