عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري ومسلم)
Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia menjalankan silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Hadits yang agung ini menampilkan salah satu citra wacana keunggulan silaturahim.
2- Silaturahim keharusan dalam agama. Banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang menerangkannya.
3- Hendaknya ia menyambung kekerabatan silaturahim pada kerabatnya dengan bijak.
4- Bahwa dengan silaturahim akan menghadirkan kelapangan rezeki dan diingat dengan baik yang dengan silaturahim akan menimbulkan rasa kasih sayang dan akan didoakan saat meninggal.
4- Yang dimaksud dengan embel-embel umur di sini, yakni sanggup jadi embel-embel berkah dalam umur. Kemudahan menjalankan ketaatan dan merepotkan diri dengan hal yang berfaedah baginya di akhirat, serta tersadar dari kesia-siaan.
Tema Hadist yang berhubungan dengan Al qur'an :
1- Silaturahim, berbuat baik terhadap kaum saudara dan sanak famili yakni salah satu syarat untuk sanggup masuk nirwana secara bareng dengan keluarga
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan mudah-mudahan dihubungkannya. (Ar-Ra'd: 21)
2- Berkaitan dengan ilmu yang ada pada malaikat yang terdapat di Lauh Mahfudz dan semisalnya. Umpama usia si fulan tertulis dalam Lauh Mahfuzh berumur 60 tahun. Akan tapi apabila beliau menyambung silaturahim, maka akan mendapat embel-embel 40 tahun, dan Allah sudah mengenali apa yang hendak terjadi padanya (apakah ia akan menyambung silaturahim ataukah tidak). Inilah makna firman Allah Ta’ala ,
يَمْحُو اللهُ مَايَشَآءُ وَيُثْبِتُ
Artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia harapkan dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki).” (QS Ar Ra’d:39).